Produk Sampingan Pohon Kelapa | Kumpulan Tjah Ngambarsari
banner ngambarsari

Rabu, 12 September 2012

Produk Sampingan Pohon Kelapa


Produk Sampingan Pohon Kelapa

Pohon Kelapa

Pohon Kelapa merupakan salah satu tanaman yang banyak ditanam di Indonesia begitu pula di daerah  Ngambarsari dan sekitarnya. Web Blog Kumpulan Tjah Ngambarsari kali ini bukan untuk membahas bagaimana cara menanamnya, namun ingin mengulas tentang Produk Sampingan Pohon Kelapa. Pohon dan tanaman kelapa mempunyai berbagai produk sampingan yang sangat bermanfaat dan bernilai  ekonomi tinggi. Kita bisa lihat produk sampingannya seperti pada nata de coco, jok mobil, arang briket, anyaman dan sebagainya. Tanaman kelapa merupakan komoditas perkebunan yang sangat potensial, sering diindentikkan sebagai sebuah pohon kehidupan karena hampir semua bagian tanaman kelapa bermanfaat dan berguna bagi kebutuhan hidup manusia.

Secara umum, kita lihat saja dari bagian buah kelapa yang terdiri dari: sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa. Semua bagian tersebut tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk industri. Sabut kelapa misalnya dapat dimanfaatkan sebagai sapu, jok mobil, coir fibre, keset, dan matras. Daging buah dapat dipakai sebagai bahan baku untuk menghasilkan  santan, kopra, minyak kelapa,  coconut cream, dan kelapa parutan kering (desiccated coconut). Sedangkan air kelapanya disamping segar untuk diminum dapat digunakan untuk membuat cuka, penggumpal lateks. dan nata de coco. Tempurung dapat  dimanfaatkan untuk membuat carbon aktif, arang briket, charcoal, dan kerajinan tangan. Dari batang kelapa dapat dihasilkan bahan-bahan bangunan baik untuk kerangka bangunan maupun  untuk dinding dan atap, serta peralatan rumah tangga (pot, mebel, dan lain-lain). Daun kelapa dapat diambil lidinya yang dapat  dirangkai menjadi sapu, dan barang-barang anyaman. Berikut ini akan diulas tentang pemanfaatan produk samping pohon kelapa yang telah banyak dilakukan:  

Sabut Kelapa
Sabut Kelapa
Sabut Kelapa

Dilansir dari United Coconut Association of the Philippines (UCAP), dijelaskan bahwa dari satu buah  kelapa dapat diperoleh rata-rata 0,4  kg sabut yang mengandung 30% serat. Serat dapat diperoleh dari sabut kelapa dengan metode perendaman dan mekanis. Sabut kelapa sangat kaya dengan unsur Kalium yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh sebab itu apabila sabut kelapa tidak dipergunakan  untuk produk-produk yang  laku dijual,  maka dapat dikembalikan ke kebun sebagai pupuk Kalium.  

Ekstraksi Serat dengan Perendaman  
Teknik Perendaman bertujuan untuk memisahkan/mengekstraksi berkas-berkas serat dari sekam yang mengikatnya dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme. Cara sederhananya adalah dengan merendam sabut kelapa ke dalam kolam selama 1-3 bulan. Selama dalam peredaman ini, maka berbagai mikroorganisme akan berkembang dan sebagai produk dari kegiatannya maka jaringan sekam yang mengikat serat terutama yang terdiri atas pektin perlahan-lahan akan larut dan disertai dengan timbulnya bau yang kurang sedap. Banyaknya sabut yang direndam disesuaikan dengan ukuran bak yang tersedia. Oleh karena waktu yang diperlukan terlalu lama dan dibutuhkan bak yang sangat luas, maka metode ini dianggap kurang efektif dan efisien.   

Ekstraksi Serat Menggunakan Mesin 
Serat Matras - Kelapa
Serat Matras - Kelapa
Metode ini menggunakan pemukul besi atau paku yang dipasang pada drum yang berputar cepat. Produklnya  adalah menghasilkan serat berbulu yang bersih.  Serat yang diekstraksi akan diperoleh 40% serat berbulu dan 60% serat matras. Dari 100 gram sabut yang diekstraksi diperoleh sekam 70%, serat matras 18% dan serat berbulu 12%. Serat matras digunakan untuk bahan pengisi (jok), bahan penyaring, matras, dan sebagainya. Sedangkan serat berbulu sangat baik untuk dibuat sikat pembersih, sapu, keset, dan lainnya.  

Tempurung Kelapa
Arang Tempurung Kelapa
Arang Tempurung Kelapa

Pada umumnya tempurung dimanfaatkan sebagai bahan bakar. dalam bentuk tempurung kering atau arang tempurung. Tempurung, di samping dipergunakan untuk pembuatan arang, juga dipergunakan untuk pembuatan arang aktif, yang mempunyai kemampuan mengabsorpsi gas dan uap. Di samping itu arang aktif dapat dipergunakan sebagai kedok gas, filter rokok, ekstraksi bensin dari gas alam, pemurnian gas, menghilangkan bau limbah hasil buangan industri, bahan dasar pembuatan bateray, dan sebagainya. Arang aktif juga mampu menghilangkan warna dalam larutan, sehingga dapat dipergunakan untuk pemucatan minyak nabati, dekolorisasi larutan gula dan sebagainya.  

Pembuatan arang tempurung  dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu metode drum, metode lubang, dan metode tungku. Metode tungku sesuai untuk pengusahaan secara komersil, sedangkan metode  yang paling sesuai untuk pembuatan arang tempurung dalam skala kecil adalah metode drum. 

Arang Briket 
Arang Briket Kelapa
Arang Briket
Tempurung merupakan bahan yang rapuh, sehingga mudah hancur selama penangannya. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mengangkutnya, dan bahkan kesulitan dalam penggunaan tungku. Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan ini adalah dengan membuat arang briket. Cara yang umum dilakukan adalah menggiling arang  tempurung, mencapur dengan perekat, mencetak, dan bila perlu mengikatnnya. 

Arang Tempurung Aktif 
Potensi komersial arang tempurung terletak pada karbon aktifnya, kerena bahan ini sangat efektif  untuk mencegah adanya polusi,  gas beracun,  gas atau uap yang tidak dikehendaki. 

Cara kerja tempurung aktif ini terutama daya afinitas (daya tarik menarik)nya yang selektif terhadap substansia tertentu. Substansia ini diadsorpsi pada permukaan arang dan permukaan arang ini dapat diperluas dengan cara memperkecil ukuran partikel arang. Daya afinitas yang sefektif dari arang aktif terhadap substansia khusus ini, dapat ditunjukkan oleh kemampuannya melakukan dekolorisasi larutan gula yang keruh. Arang tempurung aktif lebih disukai dibandingkan arang aktif dari bahan lain, karena daya adsorpsinya yang tinggi dan mudah  penanganannya disebabkan  oleh bentuknya  sebagai butiran yang keras, tidak mudah hancur menjadi bubuk.  

Kayu Kelapa  
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mosteiro dkk (1976) menyatakan bahwa secara alami kayu kelapa pada bagian yang lunak dan tidak diperlakukan pengawetan akan habis dimakan rayap dan busuk karena jamur setelah 1,5 tahun, sedang pada bagian yang keras berlangsung selama 2 tahun 5 bulan. Agar kayu ini dapat dipergunakan dalam jangka waktu  yang lama, maka perlu dilakukan pengawetan.  

Air Kelapa sebagai Nata de Coco  
Nata De Coco - Kelapa
Nata De Coco dari Kelapa
Nata de coco merupakan  bahan makanan yang sangat lezat, yang dimakan dalam berbagai bentuk makanan seperti koktil buah, es krim  atau dalam sirup yang sangat baik untuk diet makanan berserat. Secara ringkas skema pembuatan nata de coco dapat dinyatakan sebagai berikut:  
Air kelapa yang telah disaring (12 mangkuk) → dididihkan → didinginkan → diberi starter Acetobacter xylinum 2 mangkuk, asam asetat glacial 1/2 mangkuk, dan ditambah gula 1 mangkuk → dicampur hingga merata → disimpan selama 14 hari → nata de coco mentah → dipotong-potong, dicuci sampai rasa asam hilang, ditiriskan → ditambahkan sirup gula (2 mangkuk gula, 1 mangkuk air) → di masukkan dalam botol → direbus pada air mendidih 30 menit → nata de coco siap dikemas.  

Penggunaan Air Kelapa sebagai Penggumpal Lateks  
Air kelapa mempunyai potensi untuk menurunkan pH  lateks dan cukup bersih dari kotoran fisik, apabila air kelapa difermentasikan dengan menggunakan ragi tape maka dapat terbentuk asam asetat atau asam  amino yang dapat menggumpalkan lateks. Berdasarkan hasil penelitian Puslitbun Sungai Putih, hasil yang baik untuk menggumpalkan  lateks adalah penggunaan air kelapa ditambah ragi 13,5% kemudian dilakukan  fermentasi pada suhu 30°C selama 4 hari. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:  
a. Siapkan air kelapa  
b. Tambahkan ragi 13,5% dari volume air kelapa tersebut  
c. Diamkan/diperam dan ditutup supaya  tidak tercampur bahan kotoran lain selama 4 hari  

Untuk menggumpalkan lateks, dipergunakan 5-10 cc larutan air kelapa tersebut ke dalam setiap 1 liter lateks. Keuntungan yang diperoleh adalah penggumpalan lebih cepat dan tidak mengotori karet sepanjang penanganannya bersih.  

Nach Sobat KTN, itulah ulasan beberapa Produk Sampingan Pohon Kelapa dari Kumpulan Tjah Ngambarsari. Semoga menambah pengetahuan kita tentang manfaat sampingan dari tanaman yang satu ini.

Disadur dari tulisan Nanik Anggoro P (BBP2TP)

Description: Produk Sampingan Pohon Kelapa Rating: 5.0 Reviewer: Ngambarsari Dunia Maya ItemReviewed: Produk Sampingan Pohon Kelapa

Baca ini juga :

Monggo Dikomen Ngangge Facebook Sampeyan :


0 komentar: